Cerita Warga Dam Duriangkang Batam

Hari Jumat (04-06-2010), seusai solat Jumat di Masjid Raya Batam, seperti biasanya kami berencana makan siang di warung langganan, namanya warung itok. tapi gak tau kenapa satu bulan ini itok sudah tidak berjualan di tempat biasanya dan kami memutuskan untuk makan di rumah saja. sesaat sebelum keluar dari pintu gerbang Masjid kami bepapasan dengan Teh Lilis Redaktur Batam Pos, dan mengundangnya untuk ikut makan siang di rumah, dia pun mengangguk tanda setuju. dalam perjalanan bapak bertanya pada teteh Lilis tentang Teteh diana yang punya usaha budi daya ikan, kerambak tepatnya..
kemudian teh Lilis menelpon Teh Diana :

Teh Lilis : sedang dimana
Teh Diana : mau ke danau nih..
Bapak to Teh Lilis : ( coba tanya ada makan siang gak? )
Teh Lilis : Teh saya lagi bersama Pak Iman nih dia nanya ada makan siang gak disana?
Teh Diana : oh ada tenang aja
Bapak : ya udah kita kesana aja
Teh Lilis : teh kita meluncur kesana nih
Teh Diana : Ok ditunggu
Mas Aries To Jogie : Balik Kanan Jog (kebetulan saya supir nya…)
Jogie : OK
kami pun meluncur ke danau tempat Teh diana di Dam Duriangkang
sesampainya disana kami disambut oleh Teh Diana dan langsung mengajak naik sampan untuk menuju lokasi kerambaknya..

Sampan nya kecil hanya cukup buat 4 – 5 orang, agak ngeri juga naik sampan kecil begitu bukan takut jatuh tapi takut basah :D
15 menit perjalanan kami menuju lokasi dan sambil menyusuri perairan kita bisa melihat masih ada bangau berterbangan di danau ini. sesampainya di daratan ternyata lauk untuk makan telah tersedia yang mana menu santap siang hari ini adalah ikan segar yang harus di tangkap langsung dari tambak untuk kemudian di bakar.

Sekilas mengenai peraturan pemerintah berdasarkan peraturan negara manapun, sebenarnya di Catchment area atau daerah tangkapan air seperti Dam Duriangkang ini tidak boleh ada pemukiman apalagi tempat usaha seperti ini (kerambak) karena bisa merusak dan mencemari air yang digunakan masyarakat untuk minum, tetapi menurut teh Diana, saya gak mikirin ini legal atau ilegal yang penting saya mau membantu warga yang ada disini.. agak miris mendengarnya antara salut buat teh diana karena berusaha membantu dan cara ilegal yang ditempuh ini..
ternyata usaha kerambak teh diana adalah tempat mencari makan warga (nelayan) Dam Duriangkang

Bicara soal warga disini sembari menunggu antrian ikan yang sedang di bakar, Teh diana mengajak kami untuk bertemu dengan penduduk sekitar, jalan yang ditempuh untuk menuju pemukiman warga sekitar setengah kliometer melewati hutan, udah lama juga saya udah tidak masuk hutan suasananya segar dan adem masih banyak kicau burung dan suara jangkrik

setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya kami sampai di pemukiman penduduk, teh diana bercerita bahwa 90% anak anak disini tidak sekolah dikarenakan biaya dan akses yang sulit untuk menuju ke sekolah, saya juga baru tau ternyata masih ada juga penduduk batam yang harus naik sampan untuk menuju ke sekolah, padahal batam kan sudah dibilang Kota yang maju, disana saya bertemu dengan beberapa anak kecil dan kita menawarkan mereka untuk sekolah di Hang Tuah saja tapi dengan syarat orang tua mereka juga harus punya andil untuk membiayai pendidikan mereka berapapun mereka sanggup, agar sang anak tidak merasa dilepas begitu saja karena tidak ada perhatian dari orang tuanya, mendengar kabar tersebut anak anak kecil tersebut girang sekali, mungkin mereka berpikir ketika sekolah nanti akan ada banyak teman baru untuk bermain.

saya sempat berkenalan dengan 4 orang anak Dwi, Reni, Nisa dan Aji lucu sekali pola mereka ketika di foto. mereka senang jika ada tamu yang datang dan setelah kami pergi mereka berteriak Om………. nanti datang lagi yah…

Setelah banyak bercerita dengan penduduk sekitar, kami pun kembali ke tempat hidangan makan siang. Sambil ngobrol dan membakar ikan kita membahas bagaimana caranya kita bisa membantu penduduk disini agar mereka dan anak mereka bisa mempunyai dan mencapai cita cita yang mereka inginkan.. jangan sampai kehidupan mereka, anak, cucu mereka jadi seperti ini terus.. setelah makan selesai kami pun berpamitan dengan Teh Diana dan penduduk sekitar, salah seorang nelayan pak Diro namanya yang mengantarkan kami kembali

terima kasih pak diro, salut buat teh diana yang berjuang untuk menyejahterahkan penduduk Dam Duriangkang…
kira kira apa yang bisa kita perbuat dan bagaimana respon dari pemerintah untuk membantu mereka???

6 Comments Add yours

  1. masoknya dari sebelah mana ni bang?

    1. Jogie says:

      dari seberang pintu terakhir muka kuning bang, dekat tower telkomsel..

  2. Linnie says:

    Awesome! Its genuinely awesome paragraph, I have got much clear idea on the
    topic of from this article.

  3. Mangido lumban gaol says:

    Bagus ceritanya ,ketepatan saya juga nelayan dan berdomisili di danau ini, pas didepan pondok pak diro .thanks semoga tempat ini mendapat perhatian yg positif dari dinas perikanan/pertanian,koperasi/ukm, pemko dan otorita batam.

    1. Jogie says:

      amien, terima kasih mas

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s